Rabu, 23 Mei 2018

Tips Mudah Agar Tetap Langsing Selama Masa Menyusui

Menjaga kondisi tubuh agar tetap langsung sehat dan bugar selama masa menyusui adalah suatu hal yang agak sulit untuk dilakukan, sulit artinya bukan berarti tidak bisa. Perlu diketahui bahwa selama menyusui, dan agar tubuh ibu bisa langsing kembali seperti semula, diperlukan usaha yang extra keras dalam melakukan diet dan olahraga. Disamping itu juga yang perlu diperhatikan adalah pola makan dan gizi dari ibu menyusui harus tetap terpenuhi kebutuhan nutrisinya, karena hal ini akan dapat mempengaruhi tumbuh kembang si Kecil.



Dikutip dari berbagai sumber yang terpercaya, berikut ini ada beberapa tips untuk mengatur pola hidup sehat selama menyusui agar tubuh senantiasa sehat dan tetap langsung antara lain yaitu:

1. Rubah Menu Makanan Anda
Jangan makanan makanan yang melalui proses penggorengan dan usahakan dalam satu kali makan, pada menu Anda terdapat sayuran, protein hewani dan nabati, karbohidrat, serta buah-buahan yang banyak mengandung air. Sertakan juga zat besi, karbohidrat kompleks, kalsium serta protein pada setiap menu makanan Anda.

2. Kudapan Sehat
Ibu menyusui disarankan banyak ngemil tapi tentunya camilan yang sehat serta hidari camilan yang mengandung tepung dan digoreng. Pilih camilan sehat seperti buah-buahan atau kacang-kacangan sebagai camilan sehari-hari seperti kacang almon dan kacang mete.

3. Atur waktu makan
Mengatur waktu makan dengan cara makan camilan sedikit akan tetapi dilakuan dalam waktu yang berdekatan, bisa juga dikombinasikan dengan mengonsumsi camilan sehat di pukul sepuluh pagi setelah sarapan, kemudian dilanjutkan makan camilan sehat di pukul tiga sore dan setelah makan malam. Saat tengah malam ibu harus menyusui, untuk menambah nutrisi, Anda dapat kembali mengonsumsi camilan sehat tersebut.

4. Banyak minum
Wajib minum delapan gelas (1 liter) air dalam sehari. Karena minum air putih sangat baik untuk menetralisir tubuh serta mengurangi rasa lapar. Hindari konsumsi minuman yang mengandung kafein dan alcohol seperti wine, kopi dan teh. Juga hindari minuman yang menandung soda.

5. Kurangi Asupan Kalori
Kalori yang dibutuhkan tubuh tidak kurang dari 1800 per hari, tetap mengonsumsi makanan bergizi, sangat baik untuk menjaga kondisi tubuh Anda tetap aman. Hindari asupan makanan berlemak untuk mengurangi kadar kalori yang masuk ke tubuh.

6. Perbanyak asupan Omega-3
Konsumsilah makanan yang banyak mengandung zat omega-3 dalam jumlah besar seperti walnut, telur omega, sereal rendah gula, ikan salmon, basil, dan bayam. Dengan demikian, metabolisme tubuh tetap stabil dan terjaga serta akan meningkat daya tahan tubuh terhadap radikal bebas.

7. Rajinlah Berolahraga
Lakukan olahraga min 6 s/d 8 minggu setelah masa persalinan. Agar kondisi tubuh tetap bugar dan tentunya produksi ASI tetap lancar. Mengonsumsi karbohidrat sekitar ½ jam sebelum olahraga sangat dianjurkan.

Selasa, 22 Mei 2018

Tips Mengobati Keputihan Yang Tidak Normal

Saat mengalami keputihan, seorang wanita akan mengeluarkan lendir dari vaginanya. Lendir yang diproduksi kelenjar dalam vagina dan serviks atau leher rahim ini akan keluar sambil membawa sel-sel mati serta bakteri sehingga vagina tetap bersih. Lendir yang normal umumnya berwarna bening hingga keputih-putihan dan tidak berbau. Lendir tersebut juga biasanya tidak disertai gatal-gatal pada miss v yang disertai rasa perih.

Keputihan yang tidak normal juga sangat jarang dialami oleh remaja putri yang belum melewati masa pubertas dan wanita yang telah menopause. Karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika Anda, anak Anda, atau ada anggota keluarga lain yang mengalaminya.




Pengobatan dan Pencegahan Keputihan
Jenis pengobatan keputihan sangat bergantung dari penyebabnya seperti jamur ataupun bakteri. Jadi jangan sampai Anda menggunakan obat yang tidak sesuai dengan penyebabnya karena keputihan bisa bertambah parah. Misalnya, keputihan yang disebabkan jamur maka harus diatasi dengan antijamur atau antiseptik kewanitaan, atau saat keputihan disebabkan oleh bakteri maka harus diatasi dengan antibiotik ataupun antiseptik kewanitaan. Jenis pengobatan pun beragam mulai dari pil yang diminum hingga salep ataupun cairan yang dioleskan di bagian dalam kemaluan.

Di samping antijamur ataupun antibiotik, larutan antiseptik kewanitaan yang mengandung povidone iodine yang memiliki sifat bactericidal (membunuh bakteri) dan fungicidal (membunuh jamur) dapat menjadi langkah pertama untuk mengatasi keputihan. Antiseptik kewanitaan ini dapat mengatasi keputihan dengan penyebab jamur dan bakteri seperti keputihan akibat protozoa Trichomonas vaginalis, jamur Candida albicans, serta bakteri Gardnerella vaginalis.

Keputihan dapat dihindari dengan beberapa cara mudah, antara lain dengan membersihkan bagian luar organ intim kewanitaan secara teratur (terutama pada saat menstruasi dan setelah berhubungan seksual) dari arah depan ke belakang (jangan sebaliknya) untuk mencegah bakteri masuk ke dalam vagina. Kemudian gunakan pakaian dalam dengan bahan yang nyaman agar tidak lembap dan lengket, dan jangan memasukan benda asing ke dalam vagina tanpa sepengetahuan dokter.

Pada wanita yang sering mengalami keputihan berulang, dapat diatasi dengan menggunakan antiseptik kewanitaan dengan kandungan povidone–iodine dua kali sehari selama lima hari berturut–turut. Dari beberapa penelitian, povidone–iodine memiliki kelebihan, yaitu mampu mempertahankan kadar bakteri baik di vagina, termasuk mengatasi iritasi, gatal, dan bau tak sedap pada vagina. Pembersih kewanitaan sehari–hari saja tidak dapat digunakan untuk mengatasi keputihan ataupun infeksi di area kewanitaan seperti iritasi, gatal, dan bau tak sedap.

Jenis-jenis Keputihan yang Tidak Normal


Keputihan yang tidak normal umumnya terjadi karena infeksi. Kondisi ini juga terkadang dapat menjadi indikasi dari penyakit-penyakit tertentu sehingga sebaiknya diwaspadai. Berikut ini adalah penjelasan jenis-jenis keputihan yang tidak normal :
  • Berwarna Cokelat dan Mengandung Darah
Keputihan ini umumnya disebabkan oleh siklus menstruasi yang tidak teratur. Tetapi tetap perlu diwaspadai karena walau jarang, kondisi ini bisa menjadi indikasi dari kanker serviks atau rahim.
  • Keputihan Disertai Rasa Nyeri
Rasa nyeri pada tulang panggul atau saat buang air kecil serta munculnya pendarahan di luar siklus menstruasi atau setelah berhubungan seks yang menyertai keputihan, dapat mengindikasikan gonore atau chlamydia (klamidia).

Jika dibiarkan, kedua penyakit menular seksual ini dapat memicu infeksi serius pada organ reproduksi wanita. Karena itu, segera temui dokter untuk menjalani pengobatan dengan antibiotik.

Keputihan dengan lendir berwarna hijau, kuning, atau berbuih
Jenis keputihan ini biasanya disebabkan oleh trikomoniasis, yaitu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Lendir akibat infeksi ini biasanya berjumlah banyak, berbau amis, dan disertai rasa perih saat buang air kecil.

Pembengkakan dan gatal-gatal di sekitar vagina serta nyeri saat buang air kecil dan berhubungan intim juga akan dialami oleh penderita trikomoniasis. Infeksi ini juga dapat diatasi dengan antibiotik.

Keputihan disertai luka melepuh di sekitar genital
Penyebab jenis keputihan tidak normal ini biasanya adalah herpes genital. Penyakit ini akan menyebabkan munculnya lepuhan yang terasa sakit di sekitar organ intim.

Metode pengobatannya dilakukan dengan konsumsi tablet antivirus. Namun, kekambuhan mungkin terjadi karena virusnya tetap berada dalam tubuh pengidap meski gejala-gejalanya sudah hilang.

Keputihan dengan lendir kental, berwarna putih, dan disertai rasa gatal
Keputihan ini dipicu oleh infeksi jamur pada vagina. Indikasinya berupa lendir yang kental, tanpa bau, dan berwarna putih seperti susu kental. Gejala-gejala lain yang menyertainya dapat berupa rasa gatal dan perih di sekitar vagina.

Infeksi ini tidak menular melalui hubungan seks dan dialami oleh sebagian besar wanita. Pengobatannya dapat dilakukan dengan obat antijamur yang dijual bebas di apotek.

Keputihan dengan lendir encer berwarna putih atau abu-abu dan berbau amisPerubahan keseimbangan pada jumlah bakteri normal di vagina dapat menyebabkan vaginosis bakterialis. Lendir keputihan yang muncul akan berbau amis, encer, dan berwarna putih atau abu-abu, tapi tidak disertai rasa gatal atau iritasi.

Ini juga termasuk infeksi yang umum terjadi dan tidak menular melalui hubungan seks. Infeksi ini dapat ditangani dengan antibiotik.